Amrullah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
STUDI KASUS ANAK
YANG MEMILIKI KETERLAMBATAN BELAJAR PADA SISWA MI NURUL IMAN PONDOK MELATI KOTA
BEKASI
ABSTRAK
Studi
Kasus bertujuan untuk: Mendeskripsikan Perilaku Anak Lambat Belajar di MI Nurul
Iman Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi, menganalisa faktor penyebab anak
lambat belajar mendeskripsikan cara menangani anak lambat belajar, dan melatih
keterampilan anak lambat belajar. Studi kasus ini dilakukan selama kurang lebih
satu bulan dan pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode yaitu: metode
observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Berdasarkan hasil studi kasus di
temukan bahwa: gejala yang ada pada anak Lambat belajar bisa terlihat dari
kebiasaan anak di rumah maupun di sekolah dan dapat dilihat dari cara anak
menerima pelajaran di sekolah perilaku-perilaku anak ketika disuruh belajar.
Faktor penyebab anak lambat belajar ini bisa dilihat dari aspek inteligensi,
bahasa, emosi, sosial, dan moral. Upaya penanganan yang dilakukan melalui
pendekatan-pendekatan selama selama kurang lebih satu bulan, dengan cara
memotivasi anak dalam proses belajar, memberikan jam tambahan di luar jam
sekolah, memberikan hal-hal yang konkret, serta memberikan materi di awal
sebelum diajarkan di kelas. Dari penanganan yang telah dilakukan Anak mengalami
perubahan yang cukup baik, ini terlihat dari perubahan sikapnya sehari-harinya
yaitu anak dapat mengerjakan mengerjakan tugas dengan percaya diri, anak
sekarang dapat memusatkan perhatiannya untuk mendengarkan penjelasan dari guru,
anak yang tadinya pendiam sekarang sedikit demi sedikit mau bertanya. Saran
yang dapat diberikan terkait dengan hasil studi kasus ini adalah agar pendidik
dan orang tua senantiasa memberikan tauladan yang baik kepada anak, selalu
memantau cara belajar dan perilaku anak, dan memperhatikan perkembangan sang
anak di sekolah maupun di rumah..
Kata Kunci: Studi Kasus, Keterlambatan
Belajar
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang memfasilitasi anak-anak untuk mengembangkan beberapa
kemampuan yang harus dimiliki pada diri mereka. Salah satu diantara kemampuan
yang wajib dimiliki peserta didik adalah kemampuan kognitif. Mengembangkan
aspek kognitif dapat diperoleh dengan melakukan proses pembelajaran yang baik
dengan menggunakan model serta metode belajar yang tepat.
Dalam proses
pembelajaran adakalanya peserta didik akan mengahadapi kendala dalam memperoleh
pengetahuan salah satunya ialah keterlambatan belajar atau lamban belajar.
Mumpuniarti
(2007: 14) mengidentifikasi anak lamban belajar sebagai anak yang mempunyai IQ
di antara 70 sampai 89. Berdasarkan skala inteligensi Wechsler (Sugihartono,
dkk., 2007: 41), anak dengan IQ 70 sampai 89 termasuk borderline (70-79) dan low
average atau dull (80-89).
Tingkat
kecerdasan atau hasil tes IQ anak lamban belajar berhubungan erat dengan
perkembangan intelektual anak. Ditinjau dari perkembangan intelektualnya,
Pichla, Gracey, dan Currie (2006: 39) mengemukakan bahwa anak lamban belajar
termasuk anak yang mengalami kelemahan kognitif (cognitive impairment).
Burt
(G.L. Reddy, R. Ramar, dan A. Kusuma, 2006: 2) menjelaskan bahwa istilah backward atau slow learners diberikan untuk anak yang tidak dapat mengerjakan
tugas yang seharusnya dapat dikerjakan oleh anak seusianya. Jenson (G.L. Reddy,
R. Ramar, dan A. Kusuma, 2006:2-3) menambahkan, anak lamban belajar dengan IQ
80 sampai 90 lebih lambat dalam menangkap materi pelajaran yang berhubungan
dengan simbol, abstrak, atau materi konseptual. Kebanyakan anak lamban belajar
mengalami masalah dalam pelajaran membaca dan berhitung.
Nani
Triani dan Amir (2013: 4-12) menjelaskan karakteristik anak lamban belajar
ditinjau dari aspek inteligensi, bahasa, emosi, sosial, dan moral.
METODE
Studi
kasus ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif
dengan
pendekatan studi
kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah Icha Nur Anissa siswi kelas IV MI Nurul Iman Kecamatan
Pondok Melati Kota Bekasi pada Tahun Pelajaran 2016/2017 yang memiliki kendala
keterlambatan belajar. Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat
perekam suara, peralatan tulis, dan keperluan pelengkapnya. Adapun untuk
pertanyaan yang diajukan kepada subyek disusun pedoman wawancara untuk proses
wawancara mendalam (in depth interview).
Pelaksanaan dilakukan pada semester ganjil yaitu selama
bulan Oktober 2016. Sumber data yang didapat dari studi kasus ini adalah siswi
itu sendiri, orang tua, wali kelas dan teman-temanya. Dari data tersebut dilakukan
dengan teknik dalam pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara kemudian
dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan observasi dan dokumentasi. Beberapa
tahap atau prosedur dalam pengambilan data pada studi kasus ini yaitu dengan
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penulisan hasil studi kasus.
HASIL
Keterlambatan belajar pada studi kasus ini dilakukan oleh
subjek di MI Nurul Iman Kecamatan
Pondok Melati Kota Bekasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
guru kelas IV, orang tua, serta guru bidang studi lainnya di MI Nurul Iman Kecamatan
Pondok Melati Kota Bekasi sebagai berikut:
1.
Siswi merupakan anak kelas IV yang memiliki kendala dalam
belajar terutama pada kemampuan kognitif. Hal ini dapat dilihat dari
nilai-nilai belajarnya yang berada di bawah KKM. Sementara untuk kemampuan yang
lain seperti psikomotor dan afektifnya cukup baik. Akan tetapi memang anak ini
agak pendiam.
2.
Siswi tinggal bersama ayah, ibu dan adiknya di daerah Kp.
Kramat Jakarta Timur. Ayah dan Ibunya adalah seorang penjual dan pembuat tahu
disekitar tempat mereka tinggal. Dalam lingkungan tempat tinggalnya tersebut
hubungan bertetangga cukup bagus. Hal ini mendukung perkembangan sosial klien
untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat di sekitar tempat tinggal siswa
berada.
3.
Siswi merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya
merupakan teman satu kelasnya juga yang berarti adik kakak dalam satu kelas
yang sma. Ini terjadi karena Icha pernah sekali tidak naik kelas.
PEMBAHASAN
Berdasarkan wawancara
serta serta alat pelengkap dokumentasi lainnya yang telah lakukan di sekolah
maupun di rumah siswi tersebut, antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan
Jam Tambahan Pada Siswi Tersebut
Hal ini observer
lakukan karena melihat bahwa keseharian Icha belum mendapatkan perhatian penuh
oleh keluarga di rumahnya dikarenakan kesibukan orang tuanya yang setiap hari
harus membuat dan menjual tahu. Maka dengan adanya hal tersebut observer memberikan
bantuan di luar jam pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Maka selaras
Ivan Pavlop dengan teori behaviorisme bahwa manusia akan mengalami perubahan
tingkah laku yang kaitannya dalam kasus ini adalah belajar, perubahan ini dapat
dilakukan dengan memberikan stimulus dan respon dengan beberapa reinforcement (penguatan) pada Icha
melalui latihan-latihan yang intensif. Kegiatan ini dilakukan selama pulang
sekolah. Kegiatan ini memberikan hasil yang positif, dilihat dengan adanya
hasil-hasil free test Icha di atas KKM walaupun ada beberapa yang masih di
bawah KKM seperti mata pelajaran matematika.
2. Memberikan
Hal-Hal Yang Konkret
Karena menurut
piaget pada usia ini merupakan tahap pra operasional konkret. Maka observer
memberikan hal-hal yang nyata untuk membantu proses pemerolehan kognitifnya
sedikit demi sedikit guna mendapatkan hasil yang baik. Kegiatan dilakukan pada
saat jam tambahan di luar jam pelajaran. Kegiatan ini dibantu dengan penggunaan
slide dan power point atau media interaktif lainnya yang dapat membantu Icha
mendapatkan pemahaman secara maksimal. Hasilnya, Icha dapat memahami bacaan 1
paragraf dilihat dari test lisan yang observer lakukan. Kegiaan ini dilakukan
selama 4 kali pertemuan selama 1 minggu.
3. Memberikan
Lebih Awal Materi Yang Akan Dipelajari Di Kelas
Kegiatan ini membantu siswa dalam mengikuti
proses KBM yang sedang berlangsung. Kegiatan ini dapat meminimalisasi perhatian
guru yang penuh terhadap Icha di dalam kelas karena guru harus tetap fokus
siswa yang lainnya. Dengan adanya pemberian materi yang lebih awal ini Icha
dapat terbantu untuk memperoleh materi yang akan di pelajari di dalam kelas.
Hal inji ditandai dengan perkataan Icha pada temannya di kelas “Aku sudah dong
pelajaran ini”. Maka ini juga menjadi motivasi tersendiri bagi Icha karena
merasa percaya diri.
KESIMPULAN
Temuan hasil studi kasus yang telah dilakukan di MI Nurul Iman Kecamatan
Pondok Melati Kota Bekasi yang dilakukan pada
Subjek penelitian ini adalah Icha Nur Anissa yang mengalami keterlambatan dalam
belajar. Dalam kasus ini observer memberikan treatmen-treatmen yang mengacu
pada teori-teori para ahli diantaranya teori behaviorisme dan teori kognitifnya
piaget. Kegiatan-kegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan yang Icha harus
dapatkan. Seperti pemberian jam pelajaran tambahan yang sifatnya non formal,
pemberian hal-hal yang konkret, dan pemberian materi lebih awal sebelum
diajarkan di kelas. Kegiatan ini bersifat fleksibel selam bulan oktober bisa di
sekolah maupun home visit agar Icha
tidak jenuh dan tetap semangat dalam belajar.
Hasilnya, kemampuan Icha dilihat dari hasil belajarnya
bahwa saat ulangan harian berada diatas KKM namun ada beberapa mata pelajaran
yang masih belum memenuhi KKM terutama nilai matematika akan tetapi ada
peningkatan walaupun tidak terlalu tinggi dari sebelumnya. Karena kegiatan ini
berlangsung satu bulan maka kegiatan harus tetap dijaga agar tidak hilang
kekonsistenan dari kemajuan yang telah Icha perlihatkan.
Maka observer menyarankan kepada guru untuk memberikan
perhatian yang cukup untuk Icha, serta kepada orang tua menyarankan untuk
melihat kondisi anaknya sepulang sekolah agar anak dapat menjalin hubungan yang
lebih intens dengan orang tua terlebih untuk menjaga kemajuan hasil belajar
Icha.
DAFTAR PUSTAKA
Crain,
W. (2014). Teori Perkembangan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Desmita.
2012. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Mumpuniarti.
(2007). Pendekatan Pembelajaran bagi Anak
Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Nani
Triani dan Amir. (2013). Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus Lamban Belajar (Slow Learner). Jakarta: Luxima
Reddy,
G. Lokanadha, R. Ramar, dan A. Kusuma. (2006). Slow Learners: Their Psychology and Instruction. New Delhi:
Discovery Publishing House.
RSS Feed
Twitter
04.30
Unknown

Posted in
0 komentar:
Posting Komentar