Selasa, 14 Februari 2017

Amrullah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


STUDI KASUS ANAK YANG MEMILIKI KETERLAMBATAN BELAJAR PADA SISWA MI NURUL IMAN PONDOK MELATI KOTA BEKASI

ABSTRAK
Studi Kasus bertujuan untuk: Mendeskripsikan Perilaku Anak Lambat Belajar di MI Nurul Iman Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi, menganalisa faktor penyebab anak lambat belajar mendeskripsikan cara menangani anak lambat belajar, dan melatih keterampilan anak lambat belajar. Studi kasus ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan dan pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode yaitu: metode observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Berdasarkan hasil studi kasus di temukan bahwa: gejala yang ada pada anak Lambat belajar bisa terlihat dari kebiasaan anak di rumah maupun di sekolah dan dapat dilihat dari cara anak menerima pelajaran di sekolah perilaku-perilaku anak ketika disuruh belajar. Faktor penyebab anak lambat belajar ini bisa dilihat dari aspek inteligensi, bahasa, emosi, sosial, dan moral. Upaya penanganan yang dilakukan melalui pendekatan-pendekatan selama selama kurang lebih satu bulan, dengan cara memotivasi anak dalam proses belajar, memberikan jam tambahan di luar jam sekolah, memberikan hal-hal yang konkret, serta memberikan materi di awal sebelum diajarkan di kelas. Dari penanganan yang telah dilakukan Anak mengalami perubahan yang cukup baik, ini terlihat dari perubahan sikapnya sehari-harinya yaitu anak dapat mengerjakan mengerjakan tugas dengan percaya diri, anak sekarang dapat memusatkan perhatiannya untuk mendengarkan penjelasan dari guru, anak yang tadinya pendiam sekarang sedikit demi sedikit mau bertanya. Saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil studi kasus ini adalah agar pendidik dan orang tua senantiasa memberikan tauladan yang baik kepada anak, selalu memantau cara belajar dan perilaku anak, dan memperhatikan perkembangan sang anak di sekolah maupun di rumah..

Kata Kunci: Studi Kasus, Keterlambatan Belajar


PENDAHULUAN
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memfasilitasi anak-anak untuk mengembangkan beberapa kemampuan yang harus dimiliki pada diri mereka. Salah satu diantara kemampuan yang wajib dimiliki peserta didik adalah kemampuan kognitif. Mengembangkan aspek kognitif dapat diperoleh dengan melakukan proses pembelajaran yang baik dengan menggunakan model serta metode belajar yang tepat.
Dalam proses pembelajaran adakalanya peserta didik akan mengahadapi kendala dalam memperoleh pengetahuan salah satunya ialah keterlambatan belajar atau lamban belajar.
Mumpuniarti (2007: 14) mengidentifikasi anak lamban belajar sebagai anak yang mempunyai IQ di antara 70 sampai 89. Berdasarkan skala inteligensi Wechsler (Sugihartono, dkk., 2007: 41), anak dengan IQ 70 sampai 89 termasuk borderline (70-79) dan low average atau dull (80-89).
Tingkat kecerdasan atau hasil tes IQ anak lamban belajar berhubungan erat dengan perkembangan intelektual anak. Ditinjau dari perkembangan intelektualnya, Pichla, Gracey, dan Currie (2006: 39) mengemukakan bahwa anak lamban belajar termasuk anak yang mengalami kelemahan kognitif (cognitive impairment).
Burt (G.L. Reddy, R. Ramar, dan A. Kusuma, 2006: 2) menjelaskan bahwa istilah backward atau slow learners diberikan untuk anak yang tidak dapat mengerjakan tugas yang seharusnya dapat dikerjakan oleh anak seusianya. Jenson (G.L. Reddy, R. Ramar, dan A. Kusuma, 2006:2-3) menambahkan, anak lamban belajar dengan IQ 80 sampai 90 lebih lambat dalam menangkap materi pelajaran yang berhubungan dengan simbol, abstrak, atau materi konseptual. Kebanyakan anak lamban belajar mengalami masalah dalam pelajaran membaca dan berhitung.
Nani Triani dan Amir (2013: 4-12) menjelaskan karakteristik anak lamban belajar ditinjau dari aspek inteligensi, bahasa, emosi, sosial, dan moral.

METODE
Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah Icha Nur Anissa siswi kelas IV MI Nurul Iman Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi pada Tahun Pelajaran 2016/2017 yang memiliki kendala keterlambatan belajar. Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat perekam suara, peralatan tulis, dan keperluan pelengkapnya. Adapun untuk pertanyaan yang diajukan kepada subyek disusun pedoman wawancara untuk proses wawancara mendalam (in depth interview).
Pelaksanaan dilakukan pada semester ganjil yaitu selama bulan Oktober 2016. Sumber data yang didapat dari studi kasus ini adalah siswi itu sendiri, orang tua, wali kelas dan teman-temanya. Dari data tersebut dilakukan dengan teknik dalam pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara kemudian dibantu oleh teman sejawat dalam melakukan observasi dan dokumentasi. Beberapa tahap atau prosedur dalam pengambilan data pada studi kasus ini yaitu dengan tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penulisan hasil studi kasus.

HASIL
Keterlambatan belajar pada studi kasus ini dilakukan oleh subjek di MI Nurul Iman Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas IV, orang tua, serta guru bidang studi lainnya di MI Nurul Iman Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi sebagai berikut:
1.    Siswi merupakan anak kelas IV yang memiliki kendala dalam belajar terutama pada kemampuan kognitif. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai belajarnya yang berada di bawah KKM. Sementara untuk kemampuan yang lain seperti psikomotor dan afektifnya cukup baik. Akan tetapi memang anak ini agak pendiam.
2.    Siswi tinggal bersama ayah, ibu dan adiknya di daerah Kp. Kramat Jakarta Timur. Ayah dan Ibunya adalah seorang penjual dan pembuat tahu disekitar tempat mereka tinggal. Dalam lingkungan tempat tinggalnya tersebut hubungan bertetangga cukup bagus. Hal ini mendukung perkembangan sosial klien untuk berinteraksi dengan lingkungan masyarakat di sekitar tempat tinggal siswa berada.
3.    Siswi merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya merupakan teman satu kelasnya juga yang berarti adik kakak dalam satu kelas yang sma. Ini terjadi karena Icha pernah sekali tidak naik kelas.

PEMBAHASAN
Berdasarkan wawancara serta serta alat pelengkap dokumentasi lainnya yang telah lakukan di sekolah maupun di rumah siswi tersebut, antara lain sebagai berikut:
1.    Memberikan Jam Tambahan Pada Siswi Tersebut
Hal ini observer lakukan karena melihat bahwa keseharian Icha belum mendapatkan perhatian penuh oleh keluarga di rumahnya dikarenakan kesibukan orang tuanya yang setiap hari harus membuat dan menjual tahu. Maka dengan adanya hal tersebut observer memberikan bantuan di luar jam pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Maka selaras Ivan Pavlop dengan teori behaviorisme bahwa manusia akan mengalami perubahan tingkah laku yang kaitannya dalam kasus ini adalah belajar, perubahan ini dapat dilakukan dengan memberikan stimulus dan respon dengan beberapa reinforcement (penguatan) pada Icha melalui latihan-latihan yang intensif. Kegiatan ini dilakukan selama pulang sekolah. Kegiatan ini memberikan hasil yang positif, dilihat dengan adanya hasil-hasil free test Icha di atas KKM walaupun ada beberapa yang masih di bawah KKM seperti mata pelajaran matematika.
2.    Memberikan Hal-Hal Yang Konkret
Karena menurut piaget pada usia ini merupakan tahap pra operasional konkret. Maka observer memberikan hal-hal yang nyata untuk membantu proses pemerolehan kognitifnya sedikit demi sedikit guna mendapatkan hasil yang baik. Kegiatan dilakukan pada saat jam tambahan di luar jam pelajaran. Kegiatan ini dibantu dengan penggunaan slide dan power point atau media interaktif lainnya yang dapat membantu Icha mendapatkan pemahaman secara maksimal. Hasilnya, Icha dapat memahami bacaan 1 paragraf dilihat dari test lisan yang observer lakukan. Kegiaan ini dilakukan selama 4 kali pertemuan selama 1 minggu.
3.    Memberikan Lebih Awal Materi Yang Akan Dipelajari Di Kelas
Kegiatan ini membantu siswa dalam mengikuti proses KBM yang sedang berlangsung. Kegiatan ini dapat meminimalisasi perhatian guru yang penuh terhadap Icha di dalam kelas karena guru harus tetap fokus siswa yang lainnya. Dengan adanya pemberian materi yang lebih awal ini Icha dapat terbantu untuk memperoleh materi yang akan di pelajari di dalam kelas. Hal inji ditandai dengan perkataan Icha pada temannya di kelas “Aku sudah dong pelajaran ini”. Maka ini juga menjadi motivasi tersendiri bagi Icha karena merasa percaya diri.

KESIMPULAN
Temuan hasil studi kasus yang telah dilakukan di MI Nurul Iman Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi yang dilakukan pada Subjek penelitian ini adalah Icha Nur Anissa yang mengalami keterlambatan dalam belajar. Dalam kasus ini observer memberikan treatmen-treatmen yang mengacu pada teori-teori para ahli diantaranya teori behaviorisme dan teori kognitifnya piaget. Kegiatan-kegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan yang Icha harus dapatkan. Seperti pemberian jam pelajaran tambahan yang sifatnya non formal, pemberian hal-hal yang konkret, dan pemberian materi lebih awal sebelum diajarkan di kelas. Kegiatan ini bersifat fleksibel selam bulan oktober bisa di sekolah maupun home visit agar Icha tidak jenuh dan tetap semangat dalam belajar.
Hasilnya, kemampuan Icha dilihat dari hasil belajarnya bahwa saat ulangan harian berada diatas KKM namun ada beberapa mata pelajaran yang masih belum memenuhi KKM terutama nilai matematika akan tetapi ada peningkatan walaupun tidak terlalu tinggi dari sebelumnya. Karena kegiatan ini berlangsung satu bulan maka kegiatan harus tetap dijaga agar tidak hilang kekonsistenan dari kemajuan yang telah Icha perlihatkan.
Maka observer menyarankan kepada guru untuk memberikan perhatian yang cukup untuk Icha, serta kepada orang tua menyarankan untuk melihat kondisi anaknya sepulang sekolah agar anak dapat menjalin hubungan yang lebih intens dengan orang tua terlebih untuk menjaga kemajuan hasil belajar Icha.

DAFTAR PUSTAKA

Crain, W. (2014). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mumpuniarti. (2007). Pendekatan Pembelajaran bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Nani Triani dan Amir. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Lamban Belajar (Slow Learner). Jakarta: Luxima

Reddy, G. Lokanadha, R. Ramar, dan A. Kusuma. (2006). Slow Learners: Their Psychology and Instruction. New Delhi: Discovery Publishing House.


0 komentar:

Posting Komentar